- Satlantas Polrestabes Palembang Sita 102 Kendaraan
- Polrestabes Palembang Gagalkan Edar 30 Kg Ganja Asal Medan
- 3 Penadah Truk Hasil Curian ditangkap Unit Ranmor Sat Reskrim Polrestabes Palembang
- karena Dendam, Sarif tusuk Ilham hingga tewas
- Polisi Masih Kejar Dua Pelaku Pengeroyokan hingga korban meninggal dunia
- Satreskrim Polrestabes Palembang Grebek Lokasi Usaha Pertambangan Tanah Uruk di Talang Kemang
- POLRESTABES PALEMBANG JUMAT CURHAT DENGAN MASYARAKAT
- Dua Begal Bersenpi Ditangkap Unit Pidum dan Tekab 134 Sat Reskrim Polrestabes Palembang
- Polrestabes Palembang Tambah Tujuh Kamera ETLE
- Dituduh Curi Narkoba Dj di Palembang Disekap dan Dipukuli di Kampung Baru Bersama Pacarnya
Mengenal AKP Dwi Angga Cesario, Kapolsek Termuda di Palembang, Pernah Mengemban Misi Perdamaian PBB
POLRESTABES PALEMBANG - Ajun Komisaris Polisi
(AKP) Dwi Angga Cesario SIK. MSI menjadi satu-satunya Kapolsek termuda di
wilayah hukum Polrestabes Palembang.
Pria kelahiran, Kabupaten Sleman, 8
Februari 1993 kini menjabat sebagai Kapolsek Kalidoni Palembang, sejak Maret
2022 lalu.
Lulusan Akademi Polisi (Akpol) tahun 2013 ini pernah dikirim ke
Sudan, Afrika Bagian Utara dalam mengemban misi perdamaian anggota Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB) dari tahun 2020 hingga 2022.
“Jadi di PBB itu, saya dari September 2020.
Berangkat bersama 140 orang hasil seleksi 600 orang di Mabes Polri,” katanya
saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (27/10/2022) siang.
Anak kedua dari tiga bersaudara ini
menyebutkan, kondisi di Sudan, Afrika Bagian Utara kala itu sedang terjadi
konflik internal yang sudah mengarah perang antar suku dan pemberantasan etnis.
“Banyak korban meninggal dunia, orang-orang tidak berdosa
menjadi korbannya. Jadi, tahun 2008 PBB turun ke sana (Sudan) membentuk misi
perdamaian,” tegas suami dari Varadita Febri Damayanti.
Putra dari pasangan Toto Ujianto dan
istrinya Sukaryati ini mengatakan, dia bersama 140 anggota polri lainnya
menjadi pasukan perdamaian terakhir.
“Misi dianggap selesai. Saya dan 140 orang
merupakan pasukan Indonesia terakhir yang cabut dari situ diikuti dengan yang
lain. Setelah itu tidak ada lagi,” katanya.
Lelaki yang genap berusia 29 tahun ini menyebutkan, banyak
pengalaman menarik serta ilmu yang didapat selama satu tahun menjadi anggota
Satuan Tugas Garuda Bhayangkara II di Sudan.
Diantaranya, lanjut ayah kandung dari
Salmahira Anara Maesayu, mendapatkan ilmu manajemen serta cara kerja pasukan
perdamaian PBB.
“Banyak sekali kisah menarik. Pastinya, pengalaman berharga yang
tidak saya dapatkan selama berdinas di dalam negeri, karena situasi berbeda,
tempat dinas berbeda, disana sedang konflik,” kata lulusan S2 Universitas
Indonesia ini.
“Semoga apa yang saya dapatkan, ilmu-ilmu
bermanfaat selama di Sudan, dapat saya terapkan di selama berdinasi di Polri
maupun saat menjabat sebagai Kapolsek Kalidoni,” tutur mantan Kasat Intelkam
Polres OKU Selatan.
Selain itu, pria yang gemar dengan olahraga sepakbola ini
mendapatkan juha pengalaman yang tak pernah terlupakan semasa hidupnya.
Dimana, dia bersama rekannya menjadi
pasukan terakhir yang harus berpindah-pindah lokasi untuk menyebarkan virus
perdamaian.
“Waktu itu dari Golo nama daerahnya ke ibu kota misi. Kalau
normal, biasanya berpindah menggunakan helikopter dan hanya memakan waktu 1,5
jam. Karena konflik kita harus konvoi darat,” tuturnya.
“Jaraknya itu 300 kilometer. Kita tempuh
dengan waktu enam hari enam malam. Bisa bayangkan medan di Afrika, bagaimana.
Kalau di Indonesia, bisa berhenti di rest area, bisa tidur di hotel,”
pungkasnya.
Baca Lainnya :
- Di Hari Pertama Berdinas, Kapolda Sumsel Kunjungi Polrestabes Palembang0
- Hari Pertama Tugas, Kapolda Minta Saran Wartawan Soal Kasus yang Menonjol di Sumsel0
- Kapolrestabes Palembang Instruksikan Sat Lantas Tidak Melakukan Tilang Secara Manual0
- Ingin Membuat SKCK? Begini Alur dan Persyaratan Pembuatannya0
- Kapolrestabes Palembang terangkap Gerakan Bersepeda Motor untuk Personilnya0
